Subscribe:

Selasa, 29 November 2011

SOLO POS "bagian I"

Bismillahirrahmanirrahim
Semoga menjadi awal yang mengawali kebaikan.

Kahlil Gibran pernah berkata “ Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab, apa yang kalian kasihi darinya mungkin akan tampak lebih nyata dari kejauhan. Seperti gunung yang tampak lebih agung terlihat dari padang & dataran”

Mata ini! Masih saja basah, sepertinya puisi tak hendak sampai ketidur tak berigau ke jaga yang bara. Aku masih ingat betul, bulan lalu, tanggal 30 Oktober 2011 untuk pertama kalinya ku injakkan kakiku di kota surakarta. Aku setengah hati datang ke kota ini. Entah apa alasannya..

Satu hari berlalu, dua, tiga, jiwaku belum seutuhnya berada di kota surakarta ini. Tapi sungguh, aku selalu berusaha untuk seutuhnya berada di sini.

Sebenarnya aku ingin menulis banyak tentang diriku, tentang teman-teman seperjuanganku yang sudah 3 tahun lebih bersama, tentang Fort De Kock, tentang UMS, UPN, Poltekes, Stikes Cirebon dan tentang seseorang yang akan aku lupakan. tapi itu semua akan ku ceritakan nanti, tidak sekarang!

26 November 2011, Di senja merah jambu, Dekan sekaligus Bapak ku & teman-temanku, meminta diriku untuk membacakan do’a sebelum kami kembali ke jakarta. Aku sempat menolaknya, tapi, aaah..

Baru saja do’a itu ku mulai, air mata sudah lebih dulu membasahi dinding pipiku. Kesedihan itu, kesedihan yang luar biasa menguasai diri. Bukannya aku lebay, bukan! Bagaimana mungkin aku tidak menangis? setelah 3 tahun lebih bersama teman-teman seperjuangan, mungkin dalam satu bulan ini aku baru bisa mengerti karakter teman-temanku satu per satu. kami menjadi bagian yang tak terpisahkan walaupun konflik tak bisa di hindari. (Semangat terus untuk Fisioterapi Esa Unggul angkatan 2008)

Mataku terus basah, ketika mengingat sahabat-sahabat baruku, Harry, Darma dan semua teman-teman dari Fort de Kock, teman-teman dari Cirebon, UMS, Poltekes, dan UPN, Air mataku untuk kebersamaan kita selama satu bulan ini.

Bagaimana mungkin matahari berkabung dalam selimut gelap, sedang tak satupun angin bersenandung, ratap perih menggema dalam kotak sunyi berduri, ingin pergi! Ingin lalui! Namun tak satupun kuda hendak bergeming, hanya diam! Tak bicara!

Mungkin satu bulan belum cukup untuk kita saling mengenal, untuk kita bersahabat, tapi percayalah, keikhlasan kita memurnikan kebersamaan kita walau hanya sebulan.

Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mau kedamaian.


Takkann pernah ku lupa kebersamaan kita. Terimakasih untuk semuanya (Sahabatku Esa Unggul, Fort de Kock, UMS, Poltekes, Stikes Cirebon, & UPN).

Perpisahan adalah kepastian
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan


Jangan kau sedihkan perpisahan ini, kawan! Sesungguhnya perpisahan banyak mengajarkan kita tentang kesabaran, keikhlasan, ketabahan. Tuhan bersama kita! Bersabarlah! Ikhlaslah! Dan tersenyumlah! Subhanallah.. aku tak akan pernah lupa, tak akan! Kebersamaan selama satu bulan ini sangat indah, bahkan terlalu indah!

Terimakasih semuanya.. terimakasih Allah..

Catatan ini ku buat untuk kalian semua. Semoga kita semua dapat bertemu di lain waktu. HIDUP FISIOTERAPI!

Mmmuuuaaacchhh…
Hhhhhiiiii…

Sahabat, waktu telah mengantarkan kita pada satu titik pemahaman
bahwa di dunia ini tak ada yg abadi
Kini saatnya kita harus berjalan sendiri
Melangkah mengikuti takdir yang telah tergariskan
Dalam ruang dan waktu yang berbeda
Ketika kebersamaan menjadi langka
Ketika canda tawa begitu berharga

Sahabat, semoga waktu tak membuat kita lupa
Bahwa kita pernah ada
Pernah punya cerita

Jumat, 18 November 2011

PETUALANG!

Biar saja kau patahkan leherku
Kau pikir aku akan menangis?
Air mataku terlalu mahal untuk sebuah kesakitan
Lihat saja seberapa jauh aku berjalan tanpa menoleh kebelakang

Kau tak usah bimbang!
Cetak-cetak kaki yang ku ukir ini adalah pertanda bahwa aku belum ingin pulang
Meski telah petang
Meski malam

Sejak mentari tak lagi menyapa pagipun
Saat aku kehabisan bekal dan kata-katapun
Aku tak mau pulang!

Aku petualang
tongkat di kanan dan peluh di kiri

Aku petualang sedang menjemput masa depan
Ku tarik-tarik, ku paksa-paksa
Walau aku hasrus di banting-banting terpelanting

Sudahlah!
Kau tak mengerti
Aku ini petualang
yang tak ingin pulang!

Selasa, 15 November 2011

TENTANG TUHAN YANG BERBEDA NAMA...

Sebentar!

Izinkan aku sejenak bernafas di laringmu
saat kau datang bersama hujan kemarin,
aku minta maaf
karena aku tidak menyediakan payung untukmu

Sebentar!
Sebentar saja, tunggu aku merunut langkah rajukmu
tak perlu kau hentakhentak tanah tak basah sebab aku yang salah

Mencintaimu seperti memamah padas panas
sebab itu tunggulah aku sebentar

Mendung memang tak mungkin lama menggantung
ia sebentar lagi akan jatuh atau hilang
tapi tidak sendu di matamu
aku tahu itu
merakit benang-benang detik ke menit
sesiksa itukah perbedaan?

Memang ini bukan tentang hujan
ini tentang perbedaan
tentang kita yang menamai Tuhan dengan cara yang berbeda!

BERJALAN SENDIRI

Biarkan Aku berjalan sendiri
Menyusuri sunyi-sunyi menyinggahi tiap tepi
Mari berjalan sendirisendiri

Hari telah senja
Setapak tak cukup lebar buat kita berdua
Hanya untuk sendiri saja
Pematang belum kering

Rentangkan tanganmu ke kanan dan kekiri
Agar kau tak terjatuh
Mari berjalan sendirisendiri

Hari telah senja
Sebentar lagi malam
Kita harus cari pegangan


Sendiri - sendiri

Minggu, 06 November 2011

SURAKARTA is SOLO

Sepulang praktek di Rumah Sakit Ortopedi DR.R.Soeharso Surakarta..


Di depan Paviliun Wijayakusuma. Aku yang lagi pegang buku warna hijau!


Belanja-belanja dulu di Pusat Grosir Solo


Mejeng di depan Kraton.. yeah!


Sepulang Shalat Iedul Adha di lapangan basket Universitas Nasional Sebelas Maret...