Biar saja kau patahkan leherku
Kau pikir aku akan menangis?
Air mataku terlalu mahal untuk sebuah kesakitan
Lihat saja seberapa jauh aku berjalan tanpa menoleh kebelakang
Kau tak usah bimbang!
Cetak-cetak kaki yang ku ukir ini adalah pertanda bahwa aku belum ingin pulang
Meski telah petang
Meski malam
Sejak mentari tak lagi menyapa pagipun
Saat aku kehabisan bekal dan kata-katapun
Aku tak mau pulang!
Aku petualang
tongkat di kanan dan peluh di kiri
Aku petualang sedang menjemput masa depan
Ku tarik-tarik, ku paksa-paksa
Walau aku hasrus di banting-banting terpelanting
Sudahlah!
Kau tak mengerti
Aku ini petualang
yang tak ingin pulang!
Jumat, 18 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar