Amak, izinkan aku jadi perantau
Walaupun lika likunya memang berliku
Tak ada ujung sepanjang tatapan
Pilu menghantam hati tak berhulu
Amak, aku ingin jadi perantau
Sebelum bilal mengumandangkan adzan subuh
Sebelum engkau melihatku mati menjijikan
Sebelum mulut-mulut itu menertawakan
Amak, do’akan nanda menjadi perantau ulung
Di cubit, di cabik, di banting terpelanting
Tak akan aku hentikan hentakan kaki ini
Amak, kau tetaplah lembut seperti dulu
Tidrulah yang nyenyak, Mak!
Nanti kubangunkan kau
Setelah aku pulang merantau.
Karawang, 20 januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar